Information, uncategorized
Sun Men Tinus : “Dari kebetulan menjadi peluang usaha”.
Terlahir dari keluarga biasa Sun Men Tinus tumbuh dengan disiplin dan mandiri sesari dulu . Lantaran kerap ditinggal sang ayah bekerja jauh membuat pria kelahiran Jakarta 30 Agustus 1965 ini rajin dan bekerja keras mencapai apa yang di inginkan. Hingga lulus sebagai sarjanan akuntansi dari universitas YAI Jakarta Pusat . Lantaran prestasinya cukup gemilang ia pun di terima bekerja di bagian internal audit di Kolbe grup tahun 1989. Tak puas di sana ia memutuskan pindah dan bekerja di PT Mayora tahun 1992 dan di PT Kapal Api tahun 2002.Selama bekerja ia pun membuka usaha kecil-kecilan membuat box styrofom dari garasinya . Modal awal yang gunakan sebesar 5 juta. Beliau memilih usaha itu dari tempatnya bekerja dulu membutuhkan styrofom untuk melindungi barang farmasi saat pendistribusian. Harga yang ditawarkan cukup murah antara 7,5 sampai 30 ribu per box. Setelah debut usaha menjual styrofom mendapat respon baik. Maka saat ada kebutuhan farmasi kesulitan yang akan membawa faksin ke luar negri karena maskapai tidak memperbolehkan lagi mengunakan dry ice.
Waktu itu Sun Men Tinus masih bingung bagaimana cara mengganti es batu dan dry ice dari mana dan apa saja bahan bakunya. Untuk itu ia mencari informasi melalui internet dan akhirnya ia membaca artikel penggunaan ice gel sebagai pengganti es batu dan dry ice yang banyak di gunakan di farmasi terutama di Jepang dan Amerika.Ia pun menangkap usaha kedua yakini mengganti es batu dan dry ice untuk pengiriman vaksin ke luar negri melalui maskapai penerbangan. Sejak saat itu muncul ide di benak Sun Men Tinus untuk mengambil peluang.
Produksi ice gel. Suami dari Eni ini bergegas menghubungi perusahaan ice gel di kedua negara tersebut dan setelah mendapatkan sempel ia pun memperkenalkan dengan membawa contoh ice gel ke beberapa perusahaan farmasi di Indonesia . Sungguh beruntung Sun bisa memperkenalkan produk yang ia ciptakan sebagai pendingin terbaru. Awalnya ia hanya menjadi penjual ice gel yang masih di impor dari luar negri.
Namun melihat permintaan ice gel meningkat ia memutuskan berhenti bekerja dan mengeluti usaha ini. Selang 2 tahun menjadi penjual ice gel ia pun akhirnya memutuskan membuat ice gel sendiri. Niatnya memproduksi sendiri ice gel terjadi karena dirasa harga ice gel impor cukup mahal untuk pasaran indonesia dan ukuran pun kurang variatif. “Setelah saya pelajari cara membuatnya tidaklah susah hanya saja powder super.nya masih impor dari Jepang sedangkan bahan baku pencampur rumput laut air dan plastik pengemas ice bisa di peroleh ddari dalam negri “ ungkapnya. Dari hasil menjual ice gel styrofom box di tambah tabungannya selama ia bekerja akhirnya ia bisa mengumpulkan uang Rp 1 milyar. Uang tersebut di jadikan modal untuk membuat bangunan pabrik di tanah merah Tugu Selatan Jakarta seluas 450 m2.
Setelah bangunannya rampung ia pun memindahkan usaha yang ia jalankan di garasi seperti di pabriknya di PT Karya Indonisia Sukses. Berbagai ukuran di tawarkan dan bermacam-macam harga di patok untuk menarik pelanggan.
Selain itu usaha ice gel di gunakan untuk usaha ternak dan daging dan sayurn agar tetap segar. Produk ini akhirnya laris di pasaran dan dan harganya jauh lebih murah yang ditawarkan. Meski demikian hasil barang tidak jauh berbeda dari impor. Inovasi tiada henti patut di acungkan kepada ayah 2 anak ini karena karyanya . Tidak hanya berinovasi tapi kwalitas nya juga tidak kalah dengan impor karena dapat digunakan berkali kali dan awet .Bahkan ketika pasar membutuhkan yang praktis ,ice gel berevolusi menjadi cooler bag. Sebenarnya cooler bag adalah styrofom box yang di lapisi dengan bahan pembuat tas dan di bentuk menyerupai tas cantik yang menarik dan berbau praktis.Harga satu cooler bag 40 sampai 350 ribu berbiji.Dalam sebulan Sun Men dapat memproduksi ice gel 1000 berbagai ukuran ,cooler bag dan 2000 styrofom box. Marketing sukses Sun Men di bisnis cool chain seperti saat ini tidak lepas dari pemasaran dan promosii yang dilakukannya. Mulai dari pembuatan brosur dan penyebarannya memakai website perusahaan lain dengan masuk ke buku tamu perusahaan yang telah mempunyai website baru setelah itu membuat website srndiri .
Pernah pada awal usaha promosi dengan membeikan produk secara grATIS lebih dulu kemudian ternyata tidak ada follow up nya. Jadi cara itu sekarng tidak di jalankan lagi. Cara lain untuk mempromosikan produk ia menikut sertakan nya ke dalam pameran agar produknya lebih dikenal meskipun dengan biaya yang tidak sedkit . “Saya sering ikut pameran food and fishry ,Jakarta fiar dan acara palang merah indonesia serta pameran farmasi. Namun sekian banyak cara promosi yang di lakukan ternyata paling efektif adalah dari mulut ke mulut lebih meningakatkan penjualan.Dengan strstegi pemberian diskon dan pada konsumen setidaknya dapat mengantongi omset 100 juta perbulan dengan keuntungan bersih 20% .Lantaran usaha yang di jalankannya selama 8 tahun kini membuahkan hasil.Kini setidaknya ia memiliki rumah mewah dan komplek perumhan kelapa gading jakartaa 3 unit kantor dan pabrik.
Kedepan selain memiliki obsesi menguasi pasar dalam negeri Sun Men Tinus pun ingin mengekspor produknya ke Vietnam sebagai negara penghasil ikan .Sebelum menutup pembicraan ia pun memberikan tips sukses dalam berusaha . Perjalanan usaha harus penuh dengan kerja keras,disiplin dan memiliki kepemiminan yang baik serta tak lupa berdoa kepada ALLAH YANG MAHA KUASA agar di limpahi karunia kreatif dan inovatif suatu produk.
Leave a reply